Selasa, 09 Desember 2014

Simfoni cinta oleh Salman Al Farizi

Semerbak cinta yang menghiasi setiap langkah dalam menembus mimpi, mimpi yang kan membuat pengharap membawanya berlabuh di dermaga yang penuh dengan kebahagiaan. Namun kini semuanya telah menjadi mimpi, mimpi yang hilang ditelan malam yang pekat nan gelap. Hanya jiwa yang lusuh yang tertinggal dalam dekapan malam.
Perlahan dentingan asmara menyapa dalam kesunyian hati, kemudian mengajak menari dalam sisa cahaya yang telah redup. Namun kekuatan hati belum mampu untuk mengikuti nada-nada cinta yang diciptakan oleh harmoni cinta yang meskipun terkadang membuat kaki bergerak dan berlahan ingin berdiri, Namun hati blum mampu.
Keterpurukan  memang menyedihkan wahai cinta, namun ketika tumbuh tunas baru semua yang ada dibumi dan dilangit tak kan pernah mampu menandingi rasa yang diciptakan lewat bunga kasih yang berlahan mekar. Bahkan rasa ketuhanan yang dimiliki para insan  kan mulai meredup seiring mekarnya bunga kasih, Bagi mereka yang diperbudak oleh bunga dari tunas rasa itu.
Perlahan namun pasti wahai pencinta, simfoni cinta menyelinap masuk ke hati lewat pandangan yang kemudian langsung menggrogoti fikiranmu dan terus membuat insan semakin melupakan mimpinya. Disaat itu lah insan kan mulai meninggalkan perahu kecil yang tadinya akan bersamanya berlabuh di dermaga yang ia ingnkan. Namun simfoni cinta mampu menggoyahkan dengan kapal pesiar yang kan memberinya tumpangan, lalu kemudian membawanya melewati dermaga yang tadinya hendak dituju, dan perlahan tak terlihat sejauh mata memandang. Itu lah insane yang diperbudak cinta.
Namun insan yang memperbudak cinta berbeda wahain pencinta sejati, ia kan mampu membawa kapal pesiar dengan kekuatan hati melewati hempasan ombak dan badai ditengah lautan, dan sampai di dermaga yang menjadi tujuannya. Dan membawa orang-orang yang dicintainya ke dermaga yang ditujuinya.

Salman al-farizi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar