Semerbak cinta yang menghiasi setiap langkah dalam menembus mimpi,
mimpi yang kan membuat pengharap membawanya berlabuh di dermaga yang penuh
dengan kebahagiaan. Namun kini semuanya telah menjadi mimpi, mimpi yang hilang
ditelan malam yang pekat nan gelap. Hanya jiwa yang lusuh yang tertinggal dalam
dekapan malam.
Perlahan dentingan asmara menyapa dalam kesunyian hati, kemudian
mengajak menari dalam sisa cahaya yang telah redup. Namun kekuatan hati belum
mampu untuk mengikuti nada-nada cinta yang diciptakan oleh harmoni cinta yang
meskipun terkadang membuat kaki bergerak dan berlahan ingin berdiri, Namun hati
blum mampu.
Keterpurukan memang
menyedihkan wahai cinta, namun ketika tumbuh tunas baru semua yang ada dibumi dan
dilangit tak kan pernah mampu menandingi rasa yang diciptakan lewat bunga kasih
yang berlahan mekar. Bahkan rasa ketuhanan yang dimiliki para insan kan mulai meredup seiring mekarnya bunga
kasih, Bagi mereka yang diperbudak oleh bunga dari tunas rasa itu.
Perlahan namun pasti wahai pencinta, simfoni cinta menyelinap masuk
ke hati lewat pandangan yang kemudian langsung menggrogoti fikiranmu dan terus
membuat insan semakin melupakan mimpinya. Disaat itu lah insan kan mulai
meninggalkan perahu kecil yang tadinya akan bersamanya berlabuh di dermaga yang
ia ingnkan. Namun simfoni cinta mampu menggoyahkan dengan kapal pesiar yang kan
memberinya tumpangan, lalu kemudian membawanya melewati dermaga yang tadinya
hendak dituju, dan perlahan tak terlihat sejauh mata memandang. Itu lah insane
yang diperbudak cinta.
Namun insan yang memperbudak cinta berbeda wahain pencinta sejati, ia
kan mampu membawa kapal pesiar dengan kekuatan hati melewati hempasan ombak dan
badai ditengah lautan, dan sampai di dermaga yang menjadi tujuannya. Dan membawa
orang-orang yang dicintainya ke dermaga yang ditujuinya.
Salman al-farizi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar