Jumat, 22 Mei 2015

EVERYTHING ARE “HABITS” By : “Mo Chuisle”


EVERYTHING ARE “HABITS”
By : Mo Chuisle”
“Terispirasi dari sebuah buku karya Felix Y. Siauw”

Ada yang tau tidak habits itu apa? Jika di cari di dalam kamus besar bahasa inggris habits berarti “kebiasaan”. Terlepas dari bagaimana kita saat ini, kita bisa menjadi apapun yang kita inginkan jika kita benar-benar menginginkan hal tersebut. Hanya dengan satu cara yaitu membiasakan sesuatu yang kita namakan habits itu pada kehidupan kita.
Habits… iya, habits. Membuat habits menjadi suatu aktivitas yang automatically dalam kehidupan kita. Automatically maksudnya adalah secara otomatis, jadi setiap habits yang kita lakukan secara otomatis berjalan sesuai dengan waktu dan tempat. Automatically! Sholat… bukankah itu habits yg secara otomatis kita lakukan? ;)
Lalu bagaimana membentuk sebuah habits baru? Seperti yang di tulis sebelumnya bahwa kita bisa menjadi apapun! Ingat? apapun!
Kuncinya ada dua, yaitu practice (latihan) dan repetition (repetisi). Seberapa efektif kita melakukan latihan dan sejauh mana efisiensi kita mengulang kembali. Tidak ada sesuatu yang bisa kita dapatkan dengan cara yang instant, semua butuh usaha dan waktu. Lakukan repetisi atau mengulang kembali.
Masih ingatkah kalian pada percobaan yang di lakukan oleh Pavlov? Ya, teori pengkondisian operant Pavlov yang mengatakan bahwa “pola perilaku akan menjadi mantap apabila dengan perilaku tersebut berhasil diperoleh hal-hal yang diinginkan oleh pelaku“. Maksudnya adalah sesuatu yang kita inginkan akan menjadi habits jika melalui habits tersebut kita memperoleh sesuatu yang memberi kepuasan. Contohnya adalah kita ingin terbiasa dalam hal membaca buku, jadi melalui membaca buku tersebut kita memperoleh sesuatu. Bukan hanya ilmu melainkan sesuatu yang kita inginkan, ya… ingin terbiasa membaca buku. Bukankah itu memberikan sebuah kepuasan tersendiri terhadap kita?
Pada saat kita membentuk sesuatu yang kita namakan habits memang tidak akan mudah seperti yang kita pikirkan. Hanya “harus” untuk melakukan hal tersebut. Membiasakan sesuatu yang pada mulanya secara sadar menjadi secara tidak sadar. Seorang pemula hanya perlu belajar kemudian latihan dan jangan lupa… repetisi. Mari membuat habits baru!

Bismillahirrohmanirrohim
Saya, penulis.
Akan membaca al-qur’an 30menit setelah sholat subuh setiap harinya. Semoga Allah mengabulkan keinginan saya ini, agar menjadi pribadi yang lebih baik. Amin!

Jadi, bagaimana? sudah terpikirkan membuat habits baru? Jangan lupa.. sebuah perubahan kecil membawamu satu langkah lebih baik. Hanya perlu melakukannya setiap hari. Selamat mencoba. Salam pergerakkan!

Sabtu, 09 Mei 2015

BUTA DAN BISU Oleh TARIK *9


Kau punya mata tapi tak melihat
Di sekitarmu terang tapi kau anggap gelap
Sungguh indah bagaikan mawar
Jika di sentuh kau terluka
Jika di pandang kau terpana
Buta…. Tidak bukan?
Melihat? Iya!
Tapi sayang, melihatpun kau buta
Lantas bagaimana?
Bicarapun tak mengeluarkan kata
Diam adalah emasmu
Mutiara ketika kau diam
Namun duri  ketika kau berbicara
Lebih baik kau bisu saja!
Bagaikan kura-kura dalam perahu

Mataram, 30 April 2015

DINAMIKA PERGERAKKAN Oleh TARIK *9

Kami tau tapi kami diam
Kami dengar dan kami simpan
Kami bahkan melihat
Tapi masih saja kau butakan kami
Kami ingin bersuara…
Tidak bisakah kau mendengar?
Formalitasmu selalu kau banggakan
Kami Nampak seperti kuman
Kami bukan apa-apa
Ketimpangan yang kau buat
Ingatlah akan janji yang kau ikrarkan
Kami bukanlah pintar tapi kami jadi bodoh
Tanpa kau lihat, kau hempas kami
Berkilaumu membuat kami tidak bisa melihat
Mana yang hak dan mana yang batil?

Mataram, 30 April 2015

BENDERAKU oleh S


harum mewangi membangkitkan hasrat
sejuk ku tercapai ketika tatapanku bertitik padamu.
dibawah sang saka tempatmu berkibar,,
buka di atasnya,,
harus disadari
itu lah engkau,
namun kebanggaan ku di sana.
Di sela jutaan malaikat yang membelai, memegang dan berteduh di bawahmu,
di sana ketakutan, risau dan khawatiran ku bernaung.
mereka ingin berteduh sendiri
memegangmu dengan paksa,,
dan di perebutkan
hingga kau sobek dibuatnya..
karna hasrat kekuasaan yang kau suguhkan
dan yang ku takutkan itu mulai nampak jelas
terjadi,,
terjadi lah sudah
benang dan jarum yang kumiliki
kuharap mampu menjahit dan menyatukan kmbali
mski tak seindah sebelum ada hiasan benang dan bekas jarum ku.
Tetaplah berkibar,
Di bawah sang saka
Karna itu lah tempatmu.

Sabtu, 11 April 2015

ORGANISASI KEBUTUHAN ATAU KEPENTINGAN…??? Oleh Zainul Majdi


Tidak jarang Banyak dari kita yang  pada saat ini  masuk organisasi mempunyai tujuan-tujuan yang berbeda, ada yang memang mereka masuk organisasi karena mereka butuh dengan organisasi tersebut dan ada juga yang masuk organisasi karena mereka mempunyai suatu kepentingan dalam organisasi tersebut, orang yang masuk organisasi karena memang butuh lebih baik daripada mereka yang masuk organisasi karena mempunyai kepentingan karena kita tahu bahwa, Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) bagi setiap individu untuk berusaha. Tentu ketika sesorang masuk  organisasi memang karena merasa butuh untuk berorganisasi  tentu mereka akan selalu berusaha secara  maksimal didalam organisasi yang mereka masuki, karena mereka sadar bahwa organisasi merupakan hal terpenting di dalam kehidupannya, lewat organisasilah mereka bisa belajar serta menuangkan ide-ide serta gagasan –gagasan yang mereka miliki, atau lewat organisasilah mereka bisa mengasah potensi yang mereka  miliki. Dan secara tidak sadar bahwa memang kita harus berorganisasi dan kita sangat butuh dengan organisasi,  tetapi tidak jarang dari mereka, mereka  masuk organisasi karena mereka mempunyai  suatu kepentingan bagi mereka, Entah itu mereka berorganisasi untuk mencari kedudukan atau mereka masuk organisasi ingin memfungsikan organisasi tersebut untuk mencari kepentingan, karena mereka ingin mencari ketenaran dan kedudukan di dalam organisasi tersebut, atau mereka jadikan organisasi sebagai jembatan untuk meraih apa yang menjadi kepentingan mereka, dan ketika mereka sudah memperoleh apa yang menjadi kepentingannya maka mereka akan begitu saja meninggalkan organisasi yang dia masuki dan seolah-olah mereka sudah lupa dengan organisasinya tersebut, bahkan ketika mereka gagal atau tidak bisa mencapai apa yang menjadi keinginannya atau kepentingannya di dalam organisasi tersebut  mereka juga akan berhenti untuk berorganisasi, orang-orang seperti ini tidak pantas untuk kita tiru, ketika kita berorganisasi memang karena kita butuh dengan oraganisasi tersebut maka saya yakin kita bisa menjadi orang penting meskipun kita tidak mencari kepentingan didalam organisasi tersebut, tetapi sebaliknya ketika kita berorganisasi karena kita mempunyai kepentingan, maka saya yakin kita tidak akan bisa menjadi orang penting meskipun kita butuh  dengan organisasi tersebut.

Selasa, 31 Maret 2015

PANGLIMA BINTANG 9 oleh Fadullah


Hembusan angin sepoi-sepoi menyentuh kulit hitamku, perlahan ia pergi menghilang bersembunyi di atas awan kelabu. Dihalaman kampus putih berdiri seorang panglima berpangkat bintang 9 gagah perkasa mengumandangkan aksi yang tak kunjung usai. Seperti tak ada yang ditakutinya, hiasan tembok pendidikanpun dirobohkan, kursi panas para pejabat terbakar api. Terlihat jelas kobaran api yang menyala ditambah lagi dengan siraman bensin oleh seorang panglima bintang 9.

Akupun mulai beranjak pergi dari tempat kejadian mengikuti arah burung yang terbang, sepertinya burung itu memberikan petunjuk buatku. Ketika burung itu hinggap di atas dahan pohon ketapang, lalu aku mulai beranjak duduk sambil berteduh di bawah pohon tersebut. Dengan memandang indahnya panorama lalu lalangnya kendara’an yang ditumpangi gadis-gadis manis nan cantik. Akupun mulai berfikir dengan menaruh ujung jari telunjuk di samping kepalaku mengapa seorang panglima bintang 9 melakukan hal demikian “.

Tiba-tiba datang sosok dua orang berpakaian persis preman jalanan duduk disampingku sambil membawa secangkir kopi dan sebungkus rokok, lalu kemudian berbisik ditelingaku apa yang sedang kau pikirkan sahabatku?", seolah-olah mereka sudah membaca pikiranku dari raut wajahku yang cukup buyar.
Tanpa pikir panjang mereka langsung merangkul  bahu kiriku sambil berucap, apapun yang ada dalam pikiran nyatamu merupakan perbuatan orang-orang yang lapar dan haus akan harta yang menjadi tujuan semata. Sahutan siulan burungpun menyambut ucapan keduanya dari pohon yang rindang menandakan sebuah kejujuran dari kedua orang tersebut.

Dalam benakku tersimpan banyak gejolak permasalahan yang mungkin tak cukup otak kecilku menampung semuanya, namun karna ini merupakan motivasi buatku untuk merubah semua kesalah pahaman yang dilakukan oleh seorang panglima bintang 9, akupun siap berdiri tegak di depannya tuk menyampaikan sebuah kemaslahatan yang ujungnya akan menjadi realita.       

Rabu, 04 Maret 2015

PMII TUHAN KEDUA Oleh Toni Hermawan


PMII tak bernyawa
Namun Ada
Ruhnya ada disetiap jiwa kader bangsa
Jasadnyatiada
Namunsemua orang dapatmemeluknya
PMII takbersuara
Tapinadanyamenggocangkandunia
PMII Takdapatdiraba
Tapidapatdirasa
PMII Nirlaba
Namun kaya akan kader penerus bangsa
PMII fakir
Kaya akan Pejuang tangguh
PMII penerang dikala gegap-gempita

PMII embun penyejuk dikala kehausan

PMII mendekap dikala ketakutan
Tangan terkepal
Maju kemuka
Kumandangan bebas akan penindasan
Bendera PMII terus berkibar sepanjang usia
Singkirkan benalu ditiangmu

Mahasiswa Sebagai Perpanjangan Tangan Tuhan Oleh Toni Hermawan


Definisi mahasiswa secara sederhana “setiap orang yang belajar di perguruan tinggi”,definisi ini akan mempersempit makna atau esensi dari mahasiswa itu sendiri. Bebicara tentang Mahasiswa, tentu setiap orang memiliki pengertian yang berbeda terkait mahasiswa itu sendiri. Semua pengertian itu tidak salah. Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) Mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di Perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan Perguruan Tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual.
Dari pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang nantinya diharapkan menjadi calon-calon intelektual. Mahasiswa juga merupakan predikat yang paling tinggi. Sedangkan kalau diartikan dari katanya sendiri yaitu, Mahasiswa adalah suatu kata yang tersusun dari dua unsur kata yaitu, “maha” dan “siswa”. Dimana kata maha disini diartikan sesuatu yang lebih tinggi tingkatannya atau tidak merasa cukup, sedangkan siswa sendiri adalah pelajar atau seorang yang menunutut ilmu.
Penulis ingat sewaktu pertama di terima di Institut agama Islam Negeri(IAIN) Mataram. Seorang panitia opak(Orientasi Pengenalan Akademik) 2014mengungkapkan mahasiswa adalah agent of change dan agen of control. Ungkapan panitia diatas penulis membenarkan, mahasiswa sebagai agen perubahan(Change) kita ambil contoh pada zaman kepemimpinan soeharto,  Kita tentunya masih ingat demonstrasi besaran-besaran yang mampu menggulingkan rezim Soeharto yang telah memimpin selama 32 tahun lamanya. Kontribusi mahasiswa sangat besar pada waktu itu. Tidak sedikit mahasiswa yang jatuh pingsan karena padatnya jalan dan aksi saling dorong , luka-luka akibat bentrokan dengan aparat keamanan, serta tidak sedikit pula mahasiswa sampai meregang nyawa akibat badannya ditembus peluru.  Akan tetapi,  realita yang ada Mahasiswa jika melakukan aksi demontrasi. Banyak orang mengatakan untuk apa berpanas-panasan dan bersorak-sorak dijalan raya, toh kebijakan kalau dikeluarkan sulit dicabut dan coba mahasiwa itu belajar kaarena tugas kuliahnhya masing banyak. Mahasiswa mempunyai alasan yang kuat untuk melakukakan aksi demonstrasi dan senantiasa mengawal aspirasi masyarakat terhadap hal yang menggejolak didalam kehiduapan bernegara mahasiswa sebagai kaum yang berintlektual selalu menjadi pengawal dan penyambung lidah raykyat. Mahasiswa bukan ingin dipandang sebagai orang yang hebat . Akan tetapi ingin melakukan tugasnya s  Preseiden RI pertama ir. Soekarno juga sebagai agent of change yang nantinya mampi merubah Negara ini. Prediden pertama Ir. Soekarno mengatakan bahwa “berikan kepadaku sepuluh pemuda saja akan kugoncangkan dunia”. Pernyataan diatas sekaligus memberikan pemahaman dan keyakinan kepada kita bahwa pada hakekatnya masa depan suatu bangsa terletak ditangan pemuda. Sunngguh pemuda itu memiliki peran penting terhadap perubahan suatu bangsa.
Kemudian sebagai Agent of Control mahasiswa dapat berperan sebagai elemen pengawal segala jenis kebijakan pemerintah yang menyangkut hajat kemakmuran orang banyak. Mahasiswa juga dapat menjadi peran penting dalam mendorong pemerintah dalam mewujudkan sistem pemrintahan yang berdemokrasi dan bersih dari unsur otoriter. Peran aktif mahasiswa sebagai pengawal dan pendorong demokrasi dilakukan dalam rangka menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Sesuai dengan amanat pada sila kelima. Yakni, “keadilan sosoial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Saat ini carut-marutnya perekonomian dan politik di Indonesia. Mahasiswa selalu kritis dan agresivitas  melihat adanya gejala sosial yang dihadapinya. Seolah-olah mahasiswa sebagai perpanjangan tangan tuhan, karena peran Mahasiswa ini sangat penting sekali demi terciptanya tatanan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai keadilan dan kebenaran. Anderson menyatakan bahwa, “sejarah Indonesia adalah sejarah pemudanya”. Berikut penulis menguraikan tanggung jawab social  Mahasiswa itu sendiri :
1.      PeningkatanSDM
PerguruantinggibukanlahlembagaInstitusiuntukmencatatpelajaran, berintraksidengandosendanMahasiswalainnnya. Mahasiswamemilikiperan double, disampingmenjadikaum yang berintlektualmahasiswa.JugamenjadibagiandarimasyarakatSehinggatugasdantanggungjawabnyabesar. Tanggung jawab mahasiswa yakni melalui transformasi keilmuan yang didapatnya di Kampus maupun luar kampus demi terciptanya pemberdayaan masyarakat, partisipasi aktif dalam proses pembangunan dan peningkatan taraf hidup berbangsa dan bernegara.
Yang menjadi mahasiswa adalah mengamalkan ilmu yang didapatkan dikampus nantinya untuk kepentingan dalam bermasyarakat dan solusi dari sebuah masalah yang memggejolak di masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh KH. Idham Cholid,
bahwa ilmu bukan untuk ilmu, tapi ilmu untuk diamalkan.
2.      Contoh Penerapan moral yang baik
Berbicara mengenai mahasiswa masyarakat beranggapan bahwa adalah orang yang memiliki intlektusl tinggi baik moralnya dan memiliki sikap kritis terhadap gejala social. Misalnya penerapan moral yang baik Mahasiswa harus menjdi tauladan yang baik bagi Masyarakat. Bukan menjadi provokator untuk kehancurannya ummat. Mahsiswa bukan sibuk dengan fashion dan kegiatan konser yang akan berlangsung disuatu tempat tanpa memikirkan apa yang terjadi didalam masyarakat maka mahasiswa semacam ini adalah potret “generasi yang hilang “yaitu generasi yang terlena dan lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda dan mahasiswa.
3.      Menjunjung tinggi jiwa social
solidaritas dari mahasiswaharustetapterjaga. Aksisolodaritas ini sanagat membantu kaum lemah namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh saangat dibutuhkan ytanpa pandang bulu. Sebagai contoh di Kalimantan Barat pada tahuan 1998 s/d 2000 pernah terjadi gelombang pengungsian besar – besaran akibat konflik sosial di daerah ini maka mahasiswa mesti ikut memperhatikan masalah ini dengan memberikan bantuan baik secara moril maupun meteril serta pemikirannya serta ikut mencarikan solusi penanganan bencana kemanusiaan ini. Perbuatan mulia ini sangat membantu dan ini merupakan tanggung jawab mahsiswa sebahai wakil Alloh dan bisa dikatakan perpanjangan tangan tuhan.
4.      Garda terdepan dengan nilai Akademik yang baik
Mahasiswa jika seorang aktifis harus mampu menyei,bangkan antara kuliah dan organisasi. Sesibuk apapun mahasiswa misalnya melakukan aksi dijalan perlu penekanan dan langkah nyata aga nilai akademik mahasiswa tidak anjlok . Jika memang kegalan akademik telah terjadi maka segeralah bangkit,”nasi sudah jadi bubur maka bagaimana sekarang kita membuat bubur itu menjadi “ bubur ayam spesial “. Artinya jika sudah terlanjur gagal maka tetaplah bangkit seta mancari solusi alternatif untuk mengembangkan kemampuan diri meraih masa depan yang cerah dunia dan akhirat.
5.      Politik yang proforsional
Dalam dunia kampus pada tahun 1984 lewat mentri pendidikan Daud Yusuf pemerintah mengeluarkankebijakan NKK/BKK (Normalisasis kehidupan kampus). Hal ini melarang keras mahasiswa untuk menjadikan kampus sebagai lahan subur untuk berpolitik, Perlu ditegaskan karena kampus adalah instansi pendidikan bukan tempat berpolitik, karena kita lihat pegawai disuatu instansi pendidikan terkadang mengajak siswa untuk memilih calonnya.